Materi Ringkas Teologi
ARTI
DAN SEJARAH LOGIKA:
bhs Latin=Logos=perkatan/sabda
bhs arab=mantiq=berkata/berucap
Istilah Logika pertama digunakan oleh zeno dari Citium (334-262 SM) pendiri School Logikos
logikos-logos(latin)= sesuatu yang diutarakan dengan pertimbangan akal (pikiran), kata percakupan dan bahasa
LOGIKOS= mengenai sesuatu yang diutarakan mengenai suatu pertimbangan akal (pikiran) mengenai kata, mengenai percakapan, atau yang berkenaan dengan bahasa.
LOGIKA=secara Etimologis adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa
bhs Latin=Logos=perkatan/sabda
bhs arab=mantiq=berkata/berucap
Istilah Logika pertama digunakan oleh zeno dari Citium (334-262 SM) pendiri School Logikos
logikos-logos(latin)= sesuatu yang diutarakan dengan pertimbangan akal (pikiran), kata percakupan dan bahasa
LOGIKOS= mengenai sesuatu yang diutarakan mengenai suatu pertimbangan akal (pikiran) mengenai kata, mengenai percakapan, atau yang berkenaan dengan bahasa.
LOGIKA=secara Etimologis adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa
Sciece=Ilmu=ada keraguan
Knowledge=Pengetahuan=tanpa ragu
Logika=cabang Filsafat yang bersangkutan dengan
aturan-aturan penyimpulan yang sah, atau dapat
dicirikan sebagai suatu teori penyimpulan dedukatif atau pendekatan
tentang kesalahan dari jenis2 penyimpulan yang berbeda
Logika juga bagian dari obyek Filsafat yaitu Fikir yang
didalamnya membicarakan tentang aturan berfikir sehingga dapat mengambil
kesimpulan yang sah.
RINGKASAN ARTI LOGIKA:
Merupakan
cabang Filsafat yang menyusun, mengembangkan dan membahas asas-asas,
aturan-aturan, formal dan prosedur normatif serta kriteria yang sahih bagi
penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional
OBYEK LOGIKA
- Obyek Material; berfikir
- Obyek Formal; berfikir lurus dan tepat atau suatu pemikiran yang
memakai metode dan aturan yang benar sehingga dapat terhindar dari
kesalahan dalam mencari kesimpulan atas kebenaran yang diinginkan.
JENIS LOGIKA
- Logika Kodratiah/Naturalis/alamiah: kecakapan berlogika berdasakan kemampuan akal
bawaan manusia.
- Logika Ilmiah; memperhalus, mempertajam pikiran serta akalbudi dengan
demikian akalbudi bekerja lebih
tepat, terarah, mudah dan aman sehingga terhindar dari kesesatan.
TUJUAN LOGIKA:
• Membantu manusia
untuk berfikir lurus, tepat dan teratur sehingga dapat memperoleh kebenaran dan
terhindar dari kesesatan
• Manusia dapat
memakai dasar pikirannya sebelum bertindak
• Membantu manusia
untuk menganalisa segala sesuatu sehingga manusia mampu menggunakan pikirannnya
sendiri dengan benar dalam memaknai sesuatu.
• Merangsang
manusia untuk bertindak berdasarkan atas pemikiran dan pertimbangan yang
bersifat OBYEKTIF
• Logika adalah suatu metode atau teknik yang digunakan
untuk meneliti ketepatan penalaran. Ketepatan penalaran adalah kemampuan untuk
menarik konklusi (kesimpulan) yang tepat dari bukti-bukti yang ada. Penalaran
adalah suatu bentuk pemikiran. Secara umum logika dibedakan menjadi logika
deduktif dan logika induktif.
LOGIKA DEDUKTIF
• Logika deduktif menelaah tentang bentuk atau pola dari
prinsip-prinsip penarikan kesimpulan yang sah. Logika deduktif juga disebut
logika formal, karena yang dibicarakan hanyalah bentuk dari penarikan
kesimpulan yang sah terlepas dari isi yang dibicarakan.
• Cara berargumen deduktif absah manapun yang mempunyai dua
premis dan suatu kesimpulan.
• Premis-premis demikian terkait kesimpulan yang terkandung
dalam premis-premis, konklusi harus menyusul
LOGIKA INDUKTIF:
• Sedangkan logika induktif membahas tentang
prinsip-prinsip penarikan kesimpulan yang sah yang bersifat umum berdasarkan
hal-hal yang bersifat khusus. Logika induktif juga disebut logika material
karena berusaha menemukan prinsip penalaran yang tergantung kesesuaiannya
dengan kenyataan.
SILOGISME:
• Syllogism (ing), Syllogismos (Yun)= penggabunga,
penalaran
• Logizesthai= menggabungkan, menyimpulkan dengan
penalaran.
SILOGISME
ARISTOTELES:
• Memiliki tiga pernyataan atau preposisi.
• Dua Pernyataan pertama premis sedangkan
• pernyataan ketiga deduksi dari edua pernyataan sebelumnya
sebagai kesimpulan
• Subjek kesimpulan terletak pada apa yang dinamakan Premis
Minor.
• Predikat esimpulan terletak pada apa yang dinamakan
Premis Mayor.
Contoh:
• Pemis Mayor: Semua manusia mati = M-P
• Premis Minor: semua bapak bangsa manusia= S-M
• Simpulan: semua bapak bangsa mati= S-P
SILOGISME
HIPOTESA:
• Bergumul dengan penalaran
• Absah yang
bersifat mungkin, jika memakai pernyataan2 “Jika-maka” atau kombinasi
pernyataan “jika-maka” dan pernyataan kategoris
Contoh:
• Jika hujan, parade di batalkan
• Maka, hujan, parade dibatalkan
• Jika hujan, jalan menjadi basah.
• Dan hujan
• Maka, jalan menjadi basah
• Gabungan proposisi hipotesa dan kategoris:
• “jika datang badai, barometer akan turun,
• Barometer tidak sedang turun’
• Maka, badai tidak datang”
SLOGISME
DISJUNGTIF:
• “Entah hujan atau tidak panen akan gagal
• tidak hujan
• Maka, panen gagal”
• Entah ia lahir di Jakarta atau ia lahir di Denpasar.
• Dia lahir di jakarta
• Maka ia tidak lahir di Denpasar
ABSAH
DAN BENAR:
• Absah=valid berkaitan dengan prosedur penyimpulannya
apakah pengambilan konklusi sesuai dengan patokan atau tidak.
• Dikatakan valid jika sesuai dengan patokan, demikian jika
tidak valid berarti tidak menurut patokan sebenarnya.
Valid, premis salah= konklusi benar:
Contoh
I
• Semua pemuja Tuhan tidak baik (Salah)
• Semua yang jahat itu baik (salah)
• Jadi; semua yang jahat itu tidak baik. (Benar)
Contoh
II
• Semua manusia mahkluk tuhan
• Semua manusia itu jahat
• Semua pencuri itu baik
• Jadi semua pencuri itu jahat
Prosedur invalid, premis tak sah, konklusi salah:
Contoh:
•
Plato adalah
filosof
•
Aristoteles bukan
Plato
•
Jadi Aristoteles
bukan filosof
Prosedur invalid, premis salah, konklusi benar:
Contoh:
•
Sebagian babi tidak
berkaki
•
Sebagian kucing
tidak makan daging
•
Jadi sebagian babi
tidak makan daging
Prosedur valid, premis salah, konklusi salah:
Contoh:
•
Semua yang keras
itu tidak enak
•
Kue lapis itu keras
•
Jadi kue lapis itu
tidak enak