Selasa, 09 Agustus 2016

BOROBUDUR DALAM WACANA



BOROBUDUR ASLI KARYA RAJA JAWA


Saat ada seorang dari Jakarta bernama Prof Fahmi Basya perihal Candi Borobudur sebagai warisan sejarah islam yang agung, saya pikir itu sebuah gagasan yang mengada-ada bahkan tak lebih sebagai sebuah kekonyolan belaka. Artikel yang terdapat dalam buku “Matematika Islam 3” tersebut begitu menghebohkan dunia Islam di Indonesia kala itu setelah dengan sengaja di-blow-up dengan dimuat berbagai media cetak, online dan TV, bahkan menjadi trending –topic di masyarakat selama berbulan-bulan lamanya.

Namun, walaupun dengan begitu mudah klaim tersebut dapat di mentahkan dengan cara yang sangat sederhana, tapi ternyata “klaim” tersebut tetap berusaha dipertahankan hingga kini bahkan saya tadi pagi(21 Oktober 2013) sempat menyimak dalam sebuah tayangan TV swasta, yang minturut anak saya tayangan tersebut merupakan pengulangan yang ke sekian kali!!. Kini, keseriusan Sang Professor Fahmi tersebut nampak sekali dengan ditampilkannya ayat-ayat Quran sebagai bahan argumen sang Professor tersebut....

Klaim Sang Professor Fahmi sbb :
  • Candi Borobudur sebagai peninggalan sejarah Islam.
  • Candi Borobudur dibangun Nabi Sulaiman(Yahudi) dengan bantuan setan/jin.
  • Wonosobo adalah asal Ratu Seba.
  • Kota Sleman berasal dari nama Nabi Sulaiman.
  • Relief di Candi Borobudur sebagai penggambaran theologis Islam.

Namun mari bersama-sama menggunakan akal sehat barang sejenak akan hal-hal sederhana yang justru langsung mementahkan klaim muslim diatas :
  • Semua Nabi Tuhan sejak semula lahir dan dibesarkan dengan tradisi Agama Yudaisme/Yahudi karena pasti merupakan keturunan Yahudi.
  • Islam dibawa dan sebarkan oleh Muhamad dari suku Quraish dari tanah Arab 600-an tahun Setelah Masehi.
  • King Solomon/Nabi Salomo yang adalah Raja Israel anak Nabi Daud adalah penganut Yudaisme yang oleh muslim disebut sebagai Nabi Sulaiman hidup dan berkuasa di tanah Israel pada 1000 tahun Sebelum Masehi.
  • Ratu Seba adalah penguasa daratan Etiopia yang ketika itu disebut wilayah Seba pada masa  King Solomon hidup.
  • Borobudur dibangun oleh Maharaja yang berasal dari Wangsa Syailendra(Buddha) sebagai penguasa tanah Jawa pada sekitar 900 tahun Setelah Masehi.
  • Sumber kisah pada relief pada dinding Candi Borobudur sebagai pahatan perjalanan hidup Sang Buddha, serta kisah peperangan khas dari India.
Dari sudut pandang orang bodoh manapun, asal masih memiliki akal sehat, siapapun tentu tidak bisa merangkai kedua hal bertolak belakang yang saya paparkan diatas. Hal ini mirip kejadian ketika pihak kementerian pariwisata Malaysia “mengklaim” bahwa Reog Ponorogo sebagai milik Malaysia. Walaupun harus diakui bahwa atraksi Reog yang diklaim pihak Malaysia memang benar-benar lahir dan ditampilkan oleh warga mereka sendiri namun mereka tidak bisa mengelak bahwa “mereka” berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Namun demikian, Malaysia tidak bisa begitu saja mengkalim bahwa Reog Ponorogo sebagai miliknya. Walaupun pada awalnya begitu ngotot, akhirnya pihak Kementerian Pariwisata Malaysia ketika itu tidak mampu berkutik ketika kepada mereka diajukan sebuah catatan sejarah otentik yang tertulis pada buku “Sejarah/Babad Tanah Jawi” yang memuat kisah “Bagaimana Atraksi Reog Ponorogo Lahir” sebagai bentuk protes penguasa/adipati Ponorogo atas Prabu Brawijaya yang semakin lemah dalam memerintah negeri karena pengaruh salah satu selirnya yang muslim yang berasal dari daratan Cina yang sengaja disusupkan para Wali penyebar agama Islam di tanah Jawa untuk maksud merongrong dan menggulingkan kekuasaan Majapahit Hindu/Buddha menjadi bercorak Islam. Kekhawatiran Adipati Ponorogo terbukti benar ketika dari selir tersebut kemudian lahir Raden Patah yang dikemudian hari atas hasutan para wali penyebar agama islam lantas memberontak dan mengambil alih kekuasaan ayahandanya dan memindahkan kekuasaan pemerintahan Majapahit ke Demak.

Lihat betapa nekat pihak muslim dalam klaimnya tersebut seperti yang diantaranya saya kutip ini :
  • Borobudur merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk Relief.
  • Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar, disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
  • Lantai dua dari atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di Al-Quran
  • Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
  • Lantai empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
  • Lantai lima dari atas terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam puh empat) di Al-Quran
  • Lantai enam dari atas (lantai dasar) terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh puluh dua) di Al-Quran

Dari kesesuain relief Borobudur dengan Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra.

Mengapa relief di Borobudur sepertinya bersesuaian dengan klaim Prof Fahmi Basya?

Klaim muslim nampak seperti masuk akal bukan?? Namun, marilah dewasa sedikit. Marilah kita buang kacamata kuda kita dan melihat keluar sana, sekali lagi agama Buddha lahir dibawa Siddharta Gautama di India sekitar 5000 tahun Sebelum Masehi dengan memiliki teknologi yang luar biasa termasuk matematika. Sedangkan Islam sekali lagi dibawa Muhamad sekitar 600 tahun Setelah Masehi. Pengaruh penguasaan Buddha India hingga daratan Arab dengan bukti sejarah berupa  7(tujuh)Kuil Kaabah dengan satu-satunya yang tersisa akhirnya dikuasai pihak muslim di kota Mekah.  Bila anda membandingkan kisah/sejarah penguasaan Kuil Kaabah oleh Muhamad dengan kisah keinginan muslim menguasai Kuil Borobudur, maka itu hanyalah pengulangan sejarah belaka. Ternyata Muhamad tidak saja menguasai Kuil Kaabah saja dengan dalih peninggalan Nabi Ibrahim(Yahudi), namun juga hikayat dan hampir semua tatacara ibadah bahkan ritual haji juga diambil dari ritual Buddha, dari sudut pandang ini bila relief di Borobudur bersesuaian dengan ayat-ayat al-Quran, itu sangat masuk akal banget!!

Jadi bila pada zaman kebodohan masa lalu Muhamad sukses melakukan “penyesuaian sejarah” Kaabah di Mekkah, begitu juga mestinya di Jawa atas Kuil Borobudur. Bila dimasa lalu Muhamad sukses melakukan “penyesuaian sejarah” atas kisah keluarga Nabi Abraham dan keluarganya yang sejarah aslinya dimakamkan di Makpela, Hebron, begitu juga mestinya kini muslim juga harus melakukanya atas makam Nabi Sulaiman(Yahudi) agar lebih afdol disesuaikan makamnya misalnya di alun-alun kota Sleman, seperti klaim Muhamad bahwa makam Nabi Ibrahim ada di Mekkah walaupun Nabi Ibrahim tidak mungkin pernah menginjakkan kakinya disana dan makam sejatinya berjarak ribuan kilometer dari tanah gersang tersebut